Konsultasi Dokter Hewan Online

Flu Burung (Avian Influenza)

Apa itu Flu Burung dan Bagaimana Cara Penularannya – Nama lain dari Avian Influeza adalah flu burung. Virus ini dari famili Orthomyxoviridae, genus  Influenzae Tipe A, sub tipe H5N1 dengan materi genetik adalah single stranded Ribo Nucleic Acid (ssRNA) yang mempunyai envelope (amplop).

File:Swollen chicken.jpg - Wikimedia Commons
Sumber : Wikimedia.org

Penularan Virus Flu Burung

Sumber penularan flu burung berasal dari sekreta atau ekskreta hewan yang terinfeksi dalam hal ini yaitu feses dan lendir dari mukosa hidung, sumber penularan juga bisa berasal dari burung yang bertindak sebagai recervoar (pembawa) seperti itik liar, camar, dan beberapa burung pantai.

Cara penularan flu burung dibagi menjadi dua yaitu kontak langsung didalam peternkan dan tidak langsung yakni diluar peternakan. Hospes alami dari AI adalah unggas air, unggas domestik (ayam, kalkun, burung merpati, dan burung puyuh) sangat peka terhadap flu burung sedangkan itik dan angsa bisa kebal terhadap virus AI.

BACA :  Marek's Disease pada Unggas

Masa Inkubasi Virus Flu Burung

Masa inkubasi unggas saat setelah terinfeksi virus AI adalah 2  sampai  3 hari. Cepat atau lambatnya gejala klinis muncul sangat tergantung pada dosis, route kontak dan spesies unggas yang terserang.

Gejala klinis Flu Burung

Gejala klinis muncul bergantung pada dosis, rute kontak dan spesies unggas yang terserang. Berdasarkan tingkat virulensinya virus ini dibagi menjadi dua yaitu (highly pathogenic avian influenza /HPAI) dan LPAI (low pathogenic avian influenzae).

Pada HPAI ditandai dengan :

  • gejala klinis yang cepat,
  • angka kematian yang tinggi,
  • terjadi gangguan pernafasan hingga sianosis pada daerah muka, jengger, pial, dada, tungkai,dan telapak kaki,
  • lakrimasi yang berlebihan,
  • sinusitis,
  • oedema daerah kepala dan muka,
  • penurunan produksi telur, dan
  • terjadi diare dan adanya Perdarahan pteki.

Sedangkan pada LPAI (low pathogenic avian influenzae) ditandai dengan :

  • gangguan pernafasan,
  • anoreksia,
  • depresi,
  • sinusitis,
  • penurunan produksi telur,

Pada LPAI ini jarang menyebabkan kematian.

Patogenesis Flu Burung

Cara menginfeksi virus flu burung bisa dilakukan melalui udara (inhalasi) maupun makanan (per oral). Mula -mula virus AI masuk kedalam tubuh inang melalui udara yang tercemar,kemudian menempel dan menginfeksi epitel silia mukosa hidung, virus ini kemudian bereplikasi dan menyebar melalui saluran pernafasan dalam kurun waktu kurang dari 3 hari.

BACA :  Infectious Bronchitis (IB)

Pada infeksi AI yang berat (HPAI) virus menyebar hingga daerah bronkioli yang bisa menyebabkan  timbulnya gejala bronkopneumonia yang ditandai dengan eksresi mukopurulent. Tidak hanya melalui udara virus juga bisa tercampur dengan pakan atau air minum yang tercemar,selanjutnya virus  menginfeksi epitel saluran pencernaan lalu bereplikasi dan menyebar melalui ekskreta saluran pencernaan dan menimbulkan gejala diare.

Penyebaran virus melalui aliran darah juga bisa dilakukan istilah ini biasa disebut dengan viremia primer , dimana virus mengikuti aliran darah menuju organ-organ dalam yang menyebabkan viremia sekunder. Gejala klinis mulai nampak beberapa jam sampai 3 hari setelah unggas terinfeksi yaitu adanya lesi berdarah pada organ-organ dalam.

Perubahan patologis

Pada kasus AI akut, perubahan organ ditandai adanya :

  • kongesti,
  • perdarahan serta oedema pada paru-paru.

Pada ayam yg bertahan hidup 3 sampai 5 hari setelah gejala klinis, terjadi perubahan patologis seperti :

  • kepala membengkak,
  • sianosis pada jengger dan pial
  • serta dapat berkembang menjadi nekrosis yang berwarna merah tua kebiruan.

Pada organ dengan infeksi yang akut perubahan yang terjadi  adalah hemoragi dan kongesti. Hemoragi terjadi  pada oviduct dan usus , lemak abdomen, permukaan serosa dan peritonium, proventriculus terutama di daerah perbatasan dengan ventriculus. Pada stadium lanjut organ pankreas, hepar, jantung dan paru-paru ditemukan adanya foki nekrotik dengan warna kekuningan.

BACA :  Marek's Disease pada Unggas
Daerah muka yang mengalami sianosis
Flu Burung dan Penyebarannya
Ptekie pada mukosa mata

Perubahan patologis pada AI bentuk ringan ada pada daerah tractus respiratorius di daerah sinus dan ditandai dengan radang catharal, fibrinosa, dan mucopurulen, pada daerah mukosa trakea terjadi odema dengan eksudat serosa sampai perkejuan. Infeksi virus AI bisa berlanjut parah apabila terjadi infeksi sekunder.

Pengendalian dan Pencegahan Flu Burung

Beberapa tindakan strategis yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit AI ialah :

  • peningkatan biosekuriti,
  • vaksinasi (vaksin inaktif yang homolog),
  • depopulasi dan pemusnahan (stamping out),
  • pengendalian lalu lintas ternak,
  • monitoring terhadap unggas sakit.

Dari pembahasan mengenai virus flu burung dan cara penyebaran-nya di atas, apakah ada yang ingin Anda tanyakan? Silakan sampaikan melalui kolom komentar di bawah ya 🙂

Leave a Comment