Pada postingan kali ini akan kami bagikan informasi seputar Infectious Bronchitis pada unggas, khususnya ayam.

Apa itu Infectious Bronchitis?
Infectious Bronchitis adalah penyakit virus yang menyerang daerah saluran pernafasan yang menunjukkan gejala nafas yg terengah-engah, ngorok, bersin-bersin, batuk. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Amerika Serikat tahun 1930.
Etiologi Infectious Bronchitis
Virus ini berasal dari famili Coronaviridae, dengan genus coronavirus yang memiliki materi genetik single stranded ribo nucleic acid (ssRNA), virus ini mempunyai amplop. Virus ini cepat mati apabila berada diluar tubuh hospes. Peka terhadap desinfektan dan inaktif pada suhu 45°C selama 90 menit
Sumber dan Cara Penularan Infectious Bronchitis
Penularan virus IB terjadi secara cepat, penularan virus IB terjadi melalui leleran tubuh atau feses dari ayam yang sakit, penularan penyakit IB terjadi secara langsung maupun tidak langsung, contoh penularan langsung bisa terjadi melalui udara yang tercemar atau aerosol sedangkan penularan secara tidak langsung biasanya melalui anak kandang, alat peternakan, bangkai ayam sakit dan adanya rodensia di sekitar lingkungan kandang.
Masa inkubasi Infectious Bronchitis
Masa inkubasi virus ini berlangsung cepat, kurang lebih 48 jam setelah ayam terinfeksi.
Gejala klinis Infectious Bronchitis
Gejala klinis Infectious Bronchitis paling parah ditemukan pada anak ayam umur 1 – 4 minggu yg ditandai dengan batuk, bersin, keluar ingus, kongesti pada kelopak mata, gangguan pernafasan yang menyebabkan muka mengalami sianosis, feses cair serta berkapur. Pada beberapa kasus IB yang disebabkan oleh virus dengan virulensi rendah, gejala penyakit yang ditimbulkan adalah pada posisi berdiri.
Ayam berdiri dengan keadaan seperti pinguin. Mortalitas penyakit IB dapat mencapai 25% atau lebih tergantung pada virulensi virus, umur ayam, status imun ayam serta ada tidaknya infeksi sekunder.



Patogenesis Infectious Bronchitis
Virus ini menginfeksi hospes secara per oral, virus menuju daerah trachea untuk bereplikasi,selain trakea organ yang diserang adalah paru-paru, ovarium, dan jaringan ada juga beberapa serotipe dari virus IB yang bereplikasi pada ginjal dan oviduk sehingga menyebabkan nepritis dan penurunan produksi telur.
Penyakit IB berlangsung selama 7-21 hari, dan virus ini bersifat menetap atau persisten.Antibodi maternal biasanya terdeteksi pada ayam umur 3 hari dan mulai menurun pada umur 7 hari.
Perubahan patologi Infectious Bronchitis
Adapun perubahan patologi yang terjadi pada ayam yan terifeksi virus IB adalah adanya ;
- Penumpukan eksudat serousa
- kataral dan caseosa pada saluran pernafasan bagian atas, trakea, sinus dan bronkus.
- Kantong udara berwarna kelabu dan dipenuhi dengan eksudat kaseosa berwarna kekuningan serta mengalami peradangan yang disebut dengan airsakulitis.
- Pada oviduk ditemukan kista kecil.
- Pada ginjal terlihat pembengkaan, berwarna pucat disertai dengan pelebaran dari tubuli dan ureter akibat terjadinya penimbunan asam urat atau gout
Diagnosis Infectious Bronchitis
- Diagnosis banding
- ILT
- ND
- EDS-7
- INFECTIOUS CORYZA
- Diagnosis laboratorium
- TAB
- HA/HI test
- AGPT
- ELISA
- RT-PCR
Pengendalian dan pencegahan Infectious Bronchitis
Dalam upaya pengendalian penyakit IB dapat dilakukan adanya sanitasi kandang, memperbaiki imunitas ayam, melakukan vaksinasi, Vaksinasi dapat dilakukan pada umur 7 hari dan diulang kembali pada umur 4 minggu.
Pencegahan IB dapat dilakukan dengan cara meningkatkan manajemen pemeliharaan yang mana hal ini diperlukan untuk menghilangkan faktor penyebab penyakit atau sumber penularan, dilakukan pembatasan umur dalam satu kandang guna menghentikan penularan virus yang mungkin akan terjadi. virus IB dari kelompok umur yang satu ke kelompok umur lainnya.
Vaksinasi merupakan satu cara yang sangat efektif untuk meningkatkan daya tahan unggas terhadap infeksi virus IB. Vaksin biasanya dibuat dari strain patogen yang terlebih dahulu dilemahkan dengan passase berantai (KLIEVE dan CUMMING, 1988).
Ayam yang divaksinasi dengan virus hidup yang dilemahkan terbentuk imunitas yang tinggi serta mencegah terjadinya penularan baru. Sementara itu, vaksin inaktif, diproses dan diemulsikan dengan ajuvan minyak untuk meningkatkan efektifitasnya (STONE et al., 1978).
Vaksin aktif dan inaktif digunakan dalam imunisasi Infectious Bronchitis. Untuk ayam broiler biasanya hanya menggunakan vaksin IB hidup, sedangkan untuk ayam breeder dan layer, vaksinasi pada periode produksi digunakan vaksin inaktif (CAVANAGH dan NAGI, 1997).
Vaksin aktif diberikan secara individu secara intraorbital, intratracheal atau intranasal (ANDRADE et al., 1983), pemberian secara masal dapat dengan spray atau melalui aerosol (ANDRADE et al., 1983; DAVELAAR et al., 1986) dan minuman (RATNASETHAKUL dan CUMMING, 1983).
Pemberian vaksin secara masal sering berakibatkan ayam tidak mendapatkan dosis vaksin yang seragam dan timbulnya reaksi pasca vaksinasi pada saluran pernafasan (CAVANAGH dan NAGI, 1997).
Pemberian vaksin inaktif secara injeksi biasanya sebagi booster setelah vaksinasi dengan vaksin aktif. Interval untuk vaksinasi IB pada ayam petelur komersial antara 8 – 10 minggu (CAVANAGH dan NAGI, 1997).